Sumber: http://seociyus.blogspot.com/2013/02/kode-javascript-dan-html-sederhana-buat-di-blog.html#ixzz36td3iCqp Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @SEOCiyus on Twitter

Thursday, July 10, 2014

Mengapa Memilih FKIP Bahasa Inggris?

Banyak orang yang bertanya kepada saya begitu pun hal nya dengan kalian pasti sering ditanyakan oleh orang lain,”Ngambil jurusan apa?” “FKIP Bahasa Inggris” “Owh.. mau jadi guru? pinter bahasa Inggris dong.” Lalu, berbanggalah kalian yang memiliki cita-cita menjadi guru atau setidaknya mempunyai rencana untuk terjun di dunia pendidikan bahwa jawaban yang kalian ucapkan sesuai dengan yang kalian lakukan sekarang.
“Happiness is when what you think, what you say and what you do are in harmony.” -Mahatma Gandhi
Banyak orang mengambil jurusan FKIP Bahasa Inggris karena ingin fokus pada bahasanya atau bahasa Inggris itu sendiri. Padahal kalau kita mau lebih teliti lagi dalam melihat jurusan yang kita ambil, FKIP Bahasa Inggris hanya fokus segelintir pada kajian bahasa tetapi lebih banyak mempelajari pada pengajaran bahasa dimana mahasiswa/i FKIP Bahasa Inggris tersebut dipersiapkan dengan matang untuk memasuki dunia kerja menjadi guru nantinya setelah mereka selesai menempuh pendidikan minimal strata 1.
Kemudian, mengapa memilih FKIP Bahasa Inggris? kenapa bukan sastra saja? kenapa harus pendidikan?
Pendidikan maupun sastra sama saja artinya kedua jurusan ini menyediakan pembelajaran khusus mengenai bahasa namun berbeda pada tingkat pendalamannya dan bergantung pada minat kita. Kalau kita peduli pada dunia pendidikan, maka tidak ada salahnya kita mengambil jurusan ini. Selain itu, di kampus saya yaitu Univ. Tridinanti Palembang, kita tidak hanya diajarkan mengenai pendidikan akan tetapi juga diajarkan kompetensi tambahan untuk bekerja dalam bidang lain (selain keguruan) yang masih berkaitan erat dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional misalnya Intro to Business English, Cross Culture Understanding, etc.
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dimana dunia perdagangan (E-commerce) dan teknologi (iptek) telah sangat dikuasai oleh bahasa ini. Maka, sebagai lulusan yang mampu berdaya saing tinggi, ber-IMTAQ, beretos kerja tinggi dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional, jurusan inilah jawabannya.
“ah, saya tidak mau kuliah jurusan Bahasa Inggris. Kan, bisa kursus.” Kursus tidak sama dengan pendidikan bahasa Inggris di lembaga formal. Mengapa? karena kursus hanya mempersiapkan siswanya untuk lulus tes UN, TOEFL, dll. Sedangkan FKIP Bahasa Inggris benar-benar diajarkan secara mendalam dan detail baik berupa keterampilan maupun keilmuan juga diajarkan oleh tenaga pengajar yang bersertifikasi dalam maupun luar negeri. Misalnya, FKIP di Univ. Tridinanti dipimpin dan diajar oleh dekan yang telah menyandang gelar professor juga sebagai dosen di Univ. Tridinanti Palembang.
Setelah lulus, mahasiswa/i FKIP Bahasa Inggris dapat bekerja sebagai
  • Staf pada LSM, khususnya LSM internasional.Penerjemah dwibahasa (Inggris–Indonesia dan sebaliknya).
  • Pengajar Kursus/Pelatihan Bahasa Inggris dan kelas-kelas privat.
  • Guru di sekolah-sekolah formal (SD, SMP, SMA/SMK/MA) atau dosen di berbagai institusi atau universitas.
Jangan takut kalau kita kuliah di jurusan yang berakreditasi rendah. Justru, dengan berakreditasi rendah lah, maka orang akan semakin berlomba-lomba untuk memajukan infrastruktur, produktivitas dan mutu lulusan. Percuma saja jika kita masuk jurusan berakreditas tinggi tapi kita tidak minat masuk di jurusan tersebut. Lebih baik kuliah di jurusan berakreditas rendah tapi jurusannya sesuai dengan passion (minat) kita. Bukan bergantung pada akreditasi, tapi bergantung bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas diri sebagai mahasiswa. Seandainya kita memutuskan untuk memilih akreditasi tinggi tapi nggak sesuai keinginan, kita harus siap dengan segala konsekuensi yang kita hadapi nantinya.
Banyak sekarang dibutuhkan guru-guru bahasa inggris yang kreatif dan berdedikasi didunia pendidikan di sekolah-sekolah nasional plus swasta yang sedang menjamur, mereka biasanya memiliki standart kesejahteraan guru yang tinggi. Mereka juga merupakan sekolah yang sedang mencari bentuk, sehingga peran kita sangat besar jika dapat memberi kontribusi terhadap pencarian bentuk kurikulum pendidikan mereka.
selain itu dunia pendidikan bukan hanya soal guru, ada juga yang menjadi pembicara seminar, ada yang menjadi pengusaha bimbingan belajar, ada yang menjadi pencetus ide kreatif tentang produk-produk pendidikan seperti buku, media digital, system belajar, metode dan sebagainya.
Jika kita mencintai dunia pendidikan ada banyak jalan untuk mencapai impian kita, tidak harus menjadi guru sebuah sekolah negeri dengan status pegawai negeri sampai tua. Bahkan, dosen adalah profesi yang lebih diminati masyarakat untuk martabat dan kesejahteraan sosial.

No comments:

Post a Comment